"Dalam Hidup Santai Hampir Tidak Ada"

Tuesday, March 9, 2021

Memahami Semesta dalam Pandangan Nalar dan Rasa

 Stadium Generale 8

Pembicara : Dedi Mulyadi (Wakil Ketua Komisi IV DPR RI)

Menurut Pak Dedi seorang teknokrat Indonesia yang paling sukses dalam menapaki pengetahuan dan perjalanan hidup yang panjang sampai mencapai puncak kesempurnaan diri sebagai seorang manusia adalah Baharudin Jusuf Habibie. Seluruh kebijakan yang sesungguhnya ia memiliki kecintaan yang luar biasa pada negeri dipatahkan oleh atmosfer politik yang tidak menunjang untuk Pak Habibie untuk menunjang rasa cintanya terhadap bangsa Indonesia dan akhirnya caci maki datang pada setiap waktu ketika beliau menjadi presiden. Kemudian Pak Dedi menjelaskan tentang kisah cintanya Ainun dan Habibie, muncul atmosfer cintanya pada saat itu. Orang dapat memahami Pak Habibie secara utuh bagaimana dia mencintai Ainun tetapi dibalik itu ada sebuah cerita penting dalam pemahaman kerangka berpikir logis yang biasa digunakan oleh kaum teknokrat bahwa puncak dari logika itu adalah budi pekerti dan puncak dari intelektualitas adalah kehalusan rasa. Ketika seseorang sudah sampai pada puncak kehalusan rasa nalar dan intelektualitas itu hanya sekedar tanda.

Kegagapan orang Indonesia dalam sejarah peradabannya menurutnya gagal dalam mengartikulasikan masa lalu, kenapa gagal? Karena masa lalu dianggap sebagai sebuah ketertinggalan sejarah, masa lalu dianggap sebagai sebuah cerita yang biasa ada dalam cerita pantun dalam khasanah Sunda. Kegagalan ini mengakibatkan loncatan yang luar biasa dalam tata kelola berpikir dalam memahami bangsa, dampaknya yaitu adopsi pemikiran secara membabi buta kemudian dalam menerapkannya mengalami problem. Berangkat dari falsapah sunda yaitu cingcaringcing pageuh kancing , setsaringset pageuh iket. Cingcaringcing pageuh kancing memiliki makna bahwa manusia indonesia seutuhnya, empat kerangka yang dimiliki yaitu papat kalima pancer yang merupakan ajaran ideologi, bahwa manusia terbangun dari empat komponen dasar yaitu tanah, air, udara , dan matahari. Seluruh pengetahuan dasar tentang peradaban manusia  diawali dengan  empat hal tersebut. Keempat hal tersebut melahirkan ideologi yaang melahirkan manusia indonesia seutuhnya. Dialektika rasa dalam kosmologi sunda disebutnya cingcaringcing pageuh kancing artinya awalilah sesuatu dengan keterbukaan hati. Seluruh pengetahuan berawal dari bagaimana hati bisa membuka cakrawala pikiran agar mau menerima seluruh pengetahuan dari pihak lain. Egoisme seorang teknokratik akan memiliki dampak yang luas bagi perkembangan pengetahuan apabila hatinya tidak mau menerima pendapat dari orang lain, maka sunda melambangkan dengan cingcarincing pageuh kancing, awalilah dengan hati, awalilah dengan cinta. Kerangka berfikir berasal dari atmosfir yang sama, energi yang sama, kekuatan yang sama disebutlah dalam kaidah kaidah ajaran islam disebutlah fitrah.

Kemerdekaan berfikir memiliki tujuan untuk memahami alam, untuk memahami alam terdapat dua hal dalam diri kita yaitu alam pikiran dan alam rasa. Alam pikiran dan alam rasa dikembangkan oleh leluhur kita dalam sebuah piranti peradaban yang cukup.

Resume oleh : Alvaz Adnan Naufal 15119078 (Teknik Geodesi dan Geomatika )

No comments: