Stadium Generale-4
Pembicara : Budi Gunadi Sadikin (Menteri Kesehatan Republik Indonesia)
Diawali
dengan masuk ITB pada tahun 1983, pada saat itu sedang ada beasiswa pendidikan
ke luar negeri pak habibie, namun saat itu pak menteri diminta sekolah untuk
mendaftar perintis 2 yang saat itu pak menteri diarahkan oleh kepala sekolahnya
untuk mendaftar ke ITB karena pada saat itu tidak ada yang masuk ITB melalui
jalur tersebut. Selain itu pak menteri juga keterima di FE UI, namun pada
akhirnya pak menteri memutuskan untuk mengambil ITB. Pelajaran yang dapat
diambil dari hal tersebut yaitu bahwa jalur hidup kita ini bukan kita yang
menentukan, kita sebagai orang yang beragama percaya bahwa ini sudah diatur
oleh tuhan, tidak perlu terlalu memaksakan. We just have to accept that, dengan
kita bisa menerima itu semua dengan baik, kita tidak akan kecewa.
Ketika
berkuliah di ITB, diwali dengan Tahap Persiapan Bersama (TPB). Saat mendapat
nilai ujian pertama pak menteri bukan keluar sebagai mahasiswa yang memperoleh
nilai tertinggi namun ada salah satu temannya yang memperoleh nilai sempurna
(100) yaitu pak Agus, setiap kali ujian pak Agus kerap kali memperoleh nilai
yang terbaik/sempurna. Pak menteri menceritakan bahwa prestasinya di SMA kerap kali mendapat peringkat 1, berbagai
kompetisi seperti siswa teladan nasional pak menteri pun menjuarainya hingga di
undang ke istana negara oleh Pak Harto yang saat itu menjabat sebagai Presiden
Republik Indonesia, dan tentu saat masuk ITB pak menteri tidak mau kalah saat
itu. Pelajaran yang dapat diambil dari hal tersebut yaitu diatas langit masih
ada langit, sehebat hebat nya kita ada orang lain yg lebih hebat dari kita dan It’s a humbling
experience juga jika kita bisa secara damai menerima ada orang lain lebih hebat
dari kita. That’s leader dalam perjalanan karir kita selaku mahasiswa
kedepannya.
Pak menteri
juga mengungkapkan bawasanya di ITB menarik juga karena terdapat kegiatan lain
selain belajar yaitu kesenian dan olahraga. Kedua unit kegiatan tersebut
mengekspos kita terhadap kegiatan fisik dan kegiatan seni. Pak menteri juga
mengungkapkan bahwa dirinya beruntung masuk ITB karena setelah pak menteri
mengalami karir hidupnya, leadership itu ternyata ada tahapan-tahapan yang
harus dilalui dan pendidikan itu dimulai ditataran fisik. Leader yang baik,
fisik nya harus kuat dan bagus dan itu perlu dilatih sejak kecil. Setelah
ditataran fisik ada pendidikan di
tatarana akal seperti matematik, fisika,
dsb. Adapun dua pendidikan di tataran lain yang menurut pak menteri menunjang
karirnya dan perlu kita semua sadari kedua tataran pendidikan ini sangat
penting yaitu tataran hati dan tataran jiwa. Jadi empat tataran pendidikan ini
harus dimiliki dan dialami untuk menjadi seorang leadership/ pemimpin yang
baik. Tataran jiwa belajar mana yang baik mana yang benar dan tataran hati
mengajarkan mana yang indah dan mana yang tidak indah. Pemimpin yang baik perlu
itu semua. Pemimpin yang baik jiwanya harus baik, sebagai seorang pemimpin
perlu mengetahui mana yang benar mana yang salah sehingga seorang pemimpin
tidak mengambil keputusan dengan segala power yang dia dimiliki untuk berbuat
sesuatu yang salah, karena itu berbahaya.
Selain itu
pak menteri menyebutkan poin poin leadership yang lain diantaranya:
- Culture of envy it’s not good, karena dapat mengahambat
bangsa kita maju.
- If you want to be a good leader be more humble
intellectually.
- If u want to be a good leader, you must to be able to
choose people right.
- Don’t look for money but look for a place where you can
learn the most.
No comments:
Post a Comment