"Dalam Hidup Santai Hampir Tidak Ada"

Tuesday, February 2, 2021

Titik Temu Sains, Teknologi, dan Seni Bisa Apa?

Stadium Generale -3 

Pembicara : Adi Panuntun (PT. Sembilan Matahari)

Berawal dari penjelasan mengenai program made in.bdg. Made in.bdg merupakan sebuah bentuk apresiasi/ keceriaan dari semua yang pernah merasa mengambil manfaat dari Kota Bandung untuk kemudian bisa menyematkan title made in.bdg di semua karya-karyanya. Ini merupakan semacam gerakan untuk menyemangati bahwa Kota Bandung tidak pernah dilupakan oleh orang-orang karena memang Bandung sebagai sebuah brand untuk sebuah kota, ia akan selalu menjadi perbincangan orang-orang dan selalu diingat oleh orang-orang.

Lika liku kehidupan kampus ITB  telah banyak dilewati sebelum lahirnya Sembilan Matahari. Mas Adi Panuntun selaku Co-Founders sembilan matahari dengan founders Sembilan Matahari adiknya sendiri yang berlatar belakang pendidikan science (Geofisika). Mereka sering berdiskusi dan ngobrol dengan sudut pandang yang berbeda, adiknya yang memiliki latar belakang science memiliki pemikiran yang runut / sistematis dan detail sedangkan Mas Adi sendiri memiliki pemikiran yang imajinatif dan terkadang pemikiran yang tidak logis muncul, keduanya memiliki hobi yang sama yang kemudian menjadi berkarya bersama. Keduanya memutuskan setelah lulus kuliah untuk membuat perusahaan sendiri. Setelah memutuskan untuk berwirausaha belum terpikir untuk memilih nama hingga setelah 2 tahun keduanya memutuskan nama perusahaannya dengan nama Sembilan Matahari. Hingga sekarang PT. Sembilan Matahari telah memiliki kurang lebih 40 karyawan dengan tidak ada satupun yang di rumahkan karena alasan krisis pandemi. Sembilan Matahari memiliki visi menjadi agen perubahan.

Semua yang bergabung di Sembilan Matahari tidak semuanya seorang designer tetapi juga ada yang memiliki basic science seperti arsitek, programmer dsb, dan Mas Adi seperti melihat miniaturnya ITB ada di Sembilan Matahari. Inilah memang yang dibutuhkan oleh zaman kita sekarang, melihat hal tersebut kita semakin menyadari kenapa di ITB harus ada jurusan seni rupa design, teknologi, science, dan sekarang harus ada sekolah bisnis dan manajemen karena memang ternyata didepan, semakin kita kolaboratif maka kita akan semakin inovatif dan akan semakin adaftif, dan satu satunya cara untuk dapat keluar dari krisis adalah mereka mereka yang paling adaftif dan disinilah Titik Temu Sains, Teknologi, dan Seni.

Untuk kita semua sebagai mahasiswa yang masih berkuliah di kampus ITB bergaulah dengan banyak jurusan lainnya, kalau bisa punya pacar jangan di satu jurusan, kalau bisa jurusan yang lain sehingga ada silaturahmi lintas disiplin yang terjadi untuk membiasakan kita nanti setelah hadir ke dunia industri dapat lebih adaftif - Adi Panuntun (CEO PT. Sembilan Matahari)

Sembilan Matahari juga pernah memproduksi film layar lebar dan mendapat piala citra tahun 2009 dengan judul Cin(T)a dengan lokasi shooting di ITB. Sembilan Matahari juga pernah menggarap projek pada perhelatan akbar ASEAN Games. Selain itu juga banyak sekali prestasi yang telah diraih Sembilan Matahari seperti 1st winner Art Vision Contest Rusia 2014, 1st place Festival of Lights Germany 2017, dan masih banyak lainnya.

For all the lights in our darkness night - Adi Panuntun

Keterbatasan bukan sebagai hambatan tetapi potensi dan tantangan untuk inovasi – Adi Panuntun



Resume Oleh : Alvaz Adnan Naufal 15119078 (Teknik Geodesi dan Geomatika ITB)

No comments: