Stadium Generale-5
Pembicara : Okky Madasari (Sastrawan & Kandidat P.hD National University of Singapore)
ITB 1920-1921 terdapat 28 Mahasiswa 2 diantaranya Indonesia. Fakta sejarah dan Sosiologis pada masa lalu ,
ITB didirikan oleh kolonial untuk kepentingan kolonial pasca PDI, Pemerintah
kolonial tak merancang Indonesia untuk maju dalam industri manufacture, Sistem
Industri yang dimulai di Eropa abad 18 berimbas pada kebijakan tanam paksa dan
pengerukan SDA, Myth and Stereotype:
Stereotype dan mitos sengaja diciptakan. Dan Van den bosch (1830) saat itu
mengungkapkan bawasanya Intelektualitas masyarakat di Jawa setara dengan anak
umur 12-13 tahun dan orang Jawa malas, tak mau bekerja kalau tak dipaksa.
Fakta-fakta sejarah memberikan dampak bagi Indonesia dan tentu itu
merupakan sebuah tantangan. Akibatnya yaitu Internalisasi
sterepotype&mitos, Inferiority complex: rendah diri, merasa kita tak
sepintar orang luar dan tak mampu bersaing, Captive
mind: mental terbelenggu, Secara struktural akibat dari penjajahan dan
semua sistem yang diciptakan di masa dulu menyebabkan pula Ketergantungan:
Akademik, ekonomi, industri dan Kontrol atas pengetahuan oleh kekuasaan global,
kekuasaan negara, dan kekuasaan agama.
Memandang tantangan hari ini tak bisa dilepaskan dari aspek sejarah dan
sosiologis yang membentuknya, Memahami sejarah dan situasi sosiologis
memungkinkan kita untuk melihat big picture, untuk memahami kompleksitas
situasi, hanya dengan memahami kompleksitas situasi, kita bisa berinovasi dan
menawarkan solusi. Pada Revolusi
Industri 4.0 Musatahil tanpa memahani sejarah dan kondisi sosiologis. Sastra
bercerita dengan kehidupan, manusia dan lengkap dengan konteksnya, manusia ada
dalam konteks masyarakat.
Karya sastra yang mengubah wajah dunia yaitu Max Havelaar karya Multatuli. Multatuli
merupakan seorang Belanda dan cikal bakal politik etis terbitnya novel Max
Havelaar. Adapun Karya sastra Student Hidjo secara umum isinya menyindir pada
sikap para kaum terpelajar pribumi yang alih-alih berjuang untuk bangsanya
mereka jadi inferiority complex dan
mereka penuh kemunafikan dan mereka bangga menjadi bagian eropa, dan Bumi
Manusia isinya seorang terpelajar sudah adil sejak dalam pikiran, yang bisa
sekolah di stopia. Kemudian, Buku Kerumunan terakhir karya ibu Okky Madasari yang
isinya mengkritik masa kini. Kritik atas kehidupan virtual, kritik atas
kedangkala, kepalsuan, mental ikut-ikutan, dan konsumerisme.
Peran sastra
1.
Big
picture
Sastra menyodorkan kehidupan. Kisah manusia ditempatkan dalam konteks
sosiohistorical, sastra membantu untuk melihat big picture.
2.
Questioning
Selalu mempertanyakan yang dianggap kenormalan dan Selalu melihat yang tak tampak di muka bumi.
3.
Creativity
Akan selalu hadir dengan kebaruan isi dan bentuk
Indonesia masa depan
Agar revolusi Industri tidak hanya jadi jargon semata apalagi hanya jadi
judul seminar, kita perlu membenarkan dulu cara berpikir kita, kita membenarkan
dulu pemahaman kita tentang kondisi sosiologis dan historis kita, lalu kita mencoba
merumuskan sebenarnya apasih yang dibutuhkan bangsa kita. Terlepas dari jargon
4.0, yang di butuhkan oleh bangsa kita yaitu Kreativitas, Inovasi, Kemandirian sebagai
sebuah bangsa, kemandirian dalam berpikir dan kemandirian dalam menciptakan sesuatu
bukan sekedar konsumen, bukan sekedar penghasil bahan mentah dan yang terakhir
yang dibutuhkan bangsa kita yaitu keberpihakan pada kemanusiaan.
Sastra vs Sains : Ilmuwan yang tak membaca karya sastra hanya akan
menghasilkan gagasan kering, tak inovatif, tak punya jiwa, dan tak menyuarakan
kemanusiaan. Sastra memberi arah kemana sains akan menuju - Okky Madasari (Seniman dan P.hD Candidate National University of
Singapore) 17 Feb 2021.
No comments:
Post a Comment