"Dalam Hidup Santai Hampir Tidak Ada"

Friday, April 3, 2020

Sinopsis Buku Hikayat 1001 Malam


Judul Arab
Alfu Laylah wa Laylah
Judul Indonesia
Hikayat 1001 Malam
Penulis
Anonim
Penerjemah
Fuad Syaifuddin Nur
Penyunting
Anis Maftuhin
Desain Sampul
Tim Qisthi press
Penerbit
Qisthi Press
Cetakan / Tahun
Jilid 1, I/September 2007,
Jilid 2, I/Desember 2007,
Jilid 3, I/Februari 2008,
Jilid 4, I/Januari 2008
Ukuran Buku
15,5 cm x 24 cm
Berat Buku
1000 gram
Jenis Cover
Hardcover



Buku ini adalah edisi bahasa Indonesia Alfu Laylah wa Laylah (Hikayat 1001 Malam) terlengkap yang diterbitkan pertama kali di Indonesia, dan diterjemahkan dari sumber asli berbahasa Arab.

Sebuah karya sastra epik abad pertengahan yang fenomenal sepanjang sejarah. Hikayat 1001 malam tak pernah berhenti dituturkan dari masa ke masa. Ia pun seolah sudah menjadi bagian utama dari jagad susastra klasik.

Hikayat ini berupa kumpulan cerita berbingkai yang sambung menyambung dengan tokoh yang berbeda-beda dan kekuatan alur cerita yang menggugah rasa penasaran. Di dalamnya dikisahkan berbagai legenda, dongeng, fabel, dan roman dengan beragam latar belakang. Kisah Sindbad si pelaut, Abu Nawas, Aladdin dan lampu wasiat, hingga Sultan Harun ar-Rashed dapat dinikmati di sini.

Hikayat 1001 malam merupakan fiksi yang pandai menggunakan dan mengolah fakta sejarah. Cerita-ceritanya adalah hasil observasi dari sejarah perjalanan manusia pada zaman itu. Dengan bahasa lain, apa yang diceritakan adalah potret kehidupan manusia pada zaman tersebut dengan berbagai macam fenomena kehidupannya.

Dikemas dalam gaya tutur sastra yang populer dan renyah, karya ini sangat mengasyikkan untu
k dijelajahi.



SINOPSIS HIKAYAT 1001 MALAM

Pada suatu hari, tinggallah seorang Raja dengan permaisurinya di sebuah Istana megah. Sang Raja sangat kecewa terhadap istrinya yang selingkuh. Ia pun menaruh dendam yang sangat dalam terhadap permaisurinya, bahkan terhadap semua wanita. Setiap wanita dianggapnya tidak berbudi. Permaisuri dibunuhhnya untuk melampiaskan dendamnya itu. Setiap wanita yang mati, dibunuh olehnya. Setelah hampir habis wanita terbunuh oleh Raja yang kejam itu, sampailah giliran anak mentrinya. Sang mentri sangat sedih, karena bila ia tidak dapat mencarikan wanita untuk Raja, berarti ia akan dibunuh dan bila ia memberikan anak wanitanya, berarti anak wanitanya akan dibunuh. Melihat ayahnya yang sedih, putrinya yang bernama Syahrazat mengusulkan supaya dia saja yang di serahkan pada Raja dan biarlah ayahnya menjalankan tugas seperti biasa. Karena desakan putrinya itu, maka dengan berat hati mentri itu menyerahkan anaknya kepada Raja. Setelah putri Syahrazat dinikahi Raja menjelang subuh, segeralah Raja mengeluarkan keris mautnya untuk menghabisi nyawa Syahrazat. Dengan sopan dan tabah, Syahrazat memohon kepada Raja, agar sebelum ia dibunuh, ia diperbolehkan menyampaikan sebuah cerita. Permintaanya untuk bercerita dikabulkan oleh Raja. Lalu Syahrazat pun bercerita dengan sungguh-sungguh, sehingga menjelang pagi cerita itu belum selesai dan Raja mengusulkan supaya cerita itu dilanjutkan malam berikutnya. Di dalam cerita yang disampaikan oleh putri Syahrazat terdapat cerita lagi. Cerita itu sangat menarik, sehingga Raja selalu mengusulkan supaya cerita itu dilanjutkan malam berikutnya. Demikianlah malam demi malam keadaan itu berlangsung selama 1001 malam. Cerita yang disampaikan itu berisi hal yang ajaib dan perbandingan suatu hal. Lama kelamaan Raja itu sadar atas kesalahannya yang menganggap bahwa semua wanita itu tidak baik. Selama 1001 malam itu , lahirlah anak Raja atas perkawinanya dengan putri Syahrazat. Raja sangat sayang kepada putranya dan kemudian mumutuskan akan menjadikan putri Syahrazat sebagai permaisurinya. Kemudian mereka hidup dengan bahagia.


Unsur Intrinsik:

1.     Tema : Balas dendam

2.      Alur  : Alur maju karena Putri Syahrazat bercerita terus menerus setiap malamnya   hingga 1001 malam

3.     Setting/Latar          
Tempat   :  
Istana Megah
Waktu     :
Malam hari dan waktu menjelang subuh
Suasana :
Sedih ,Ketika sang mentri akan menyerahkan putrinya kepada raja.

4.     Perwatakan    :

  • Raja : kejam (ia telah membunuh semua wanita).

          penyayang (ia sangat sayang kepada putranya dan juga Syahrazat      yang kemudian dijadikan permaisurinya)

  • Putri Syahrazat : penyayang (ia sangat sayang kepada ayahnya, sehingga ia tidak tega kalau ayahnya yang akan dibunuh raja)

                            sabar dan sopan (ia dengan sabarnya bercerita kepada raja, sebelum dibunuh).

·        Ayah syahrazat (mentri): baik (Ia tak ingin putrinya diserahkan pada raja untuk dibunuh).

5.     Amanat : Setiap orang memiliki sikap yang berbeda maka dari itu jangan menyamakannya, kita harus positif thinking terhadap siapapun dan terhadap apapun belum tentu yang dulu akan sama dengan yang sekarang selain itu, janganlah kita memiliki rasa dendam  pada siapapun karena dendam akan menjerumuskan kita kepada hal yang tidak baik


Unsur Ekstrinsik :

  • Nilai Sosial : Raja sangat kejam dan keji  karena telah membunuh hampir semua wanita yang ada di muka bumi.
  • Nilai Moral : Janganlah kita memiliki dendam, kita harus memaafkan kesalahan dan mengubur dendam.

DAFTAR PUSTAKA
visiuniversal.blogspot.co.id
id.wikihow.com
Any.web.Id

No comments: